Peringkat Pertama : Ulul ‘Azmi
Peringkat tertinggi di akhirat, yaitu peringkat risalah.. Mereka adalah para nabi dan rasul. Dengan perantaraan tangan mereka kebaikan dunia dan akhirat ini terwujud, karena mereka Allah disembah dan ditaati. Yang tertinggi dari mereka adalah nabi dan rasul ulul ‘azmi yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Allah Berfirman “Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa”(QS Asy Syura:13) Kelima rasul di atas adalah penghuni lapisan paling atas dan syafaat berputar pada mereka hingga mereka menyerahkannya kepada penutup para rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad.
Peringkat tertinggi di akhirat, yaitu peringkat risalah.. Mereka adalah para nabi dan rasul. Dengan perantaraan tangan mereka kebaikan dunia dan akhirat ini terwujud, karena mereka Allah disembah dan ditaati. Yang tertinggi dari mereka adalah nabi dan rasul ulul ‘azmi yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad. Allah Berfirman “Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa”(QS Asy Syura:13) Kelima rasul di atas adalah penghuni lapisan paling atas dan syafaat berputar pada mereka hingga mereka menyerahkannya kepada penutup para rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad.
Peringkat Kedua : Nabi
dan Rasul
Yaitu para rasul dan Nabi yang berjumlah 25 yang disebutkan dalam Al Qur’an selain para ulul ‘azmi. Mereka adalah Adam, Idris, Hud, Luth, Shalih, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Yunus, Dzulkifli, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Zakaria dan Yahya. Tingkatan mereka sesuai dengan peringkat dan keutamaan mereka masing-masing.
Yaitu para rasul dan Nabi yang berjumlah 25 yang disebutkan dalam Al Qur’an selain para ulul ‘azmi. Mereka adalah Adam, Idris, Hud, Luth, Shalih, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Yunus, Dzulkifli, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Zakaria dan Yahya. Tingkatan mereka sesuai dengan peringkat dan keutamaan mereka masing-masing.
Peringkat Ketiga : Para Nabi yang Tidak Tercantum dalam
Al Qur’an
Mereka tidak diutus kepada umatnya masing-masing, namun mereka memiliki rubuwwah (kenabian) dan tidak memiliki risalah. Allah mengistimewakan mereka dengan memberikan wahyu dan mengutus para malaikat-Nya kepada mereka. Jumlah mereka mencapai ratusan ribu lebih sebagaimana hadits dari Abu Dzar.
Mereka tidak diutus kepada umatnya masing-masing, namun mereka memiliki rubuwwah (kenabian) dan tidak memiliki risalah. Allah mengistimewakan mereka dengan memberikan wahyu dan mengutus para malaikat-Nya kepada mereka. Jumlah mereka mencapai ratusan ribu lebih sebagaimana hadits dari Abu Dzar.
Peringkat Keempat : Pewaris Para Rasul dan Pengganti
Mereka di Masing-masing Umatnya
Merekalah yg menegakkan kembali ajaran para rasul : dalam ilmu dan amal, dan mengajak manusia kepada Allah sesuai dengan petunjuk dan manhaj syariatnya. Inilah peringkat terbaik setelah peringkat para nabi dan rasul. Itulah peringkat Shiddiqiyah, Allah berfirman : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan rasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orag yang mati syahid dan orang-orang yg shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS An Nisaa ay 69).
Pada ayat di atas, peringkat shiddiqiyah disandingkan dengan peringkat nubuwwah. Shiddiqiyah adalah ulama rabbani yang memiliki ilmu mendalam, menjadi mediator antara rasul dengan umatnya, mereka adalah pengganti rasul, wali rasul, partai rasul, orang-orang pilihan rasul, penjaga rasul dan kelompok yang dijamin selalu berada dalam kebenaran. Penentang dan penolak ajakan mereka tidaka akan dapat memadharatkan mereka sedikitpun hingga dating keputusan Allah kepada mereka (Siapa lagi jika bukan para sahabatnya yg mulia?)
Peringkat Kelima : Para Pemimpin yang Adil
Karena mereka perjalanan manusia menjadi aman, dunia menjadi tentram, orang lemah mendapatkan pertolongan, orang dzalim akan terhina, orang takut merasa aman, hukum Allah ditegakkan, kerusakan dimusnahkan, mereka menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, sunnah ditegakkan dan bid’ah dihancurkan. Untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah tangan kanan Ar Rahman yang dipasang pada hari kiamat. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang adil berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya pada hari kiamat di sebelah kanan Ar Rahman, dan kedua tangan-Nya adalah kanan. Yaitu mereka yang adil dalam pemerintahannya, keluarganya dan jabatan yang diamanahkan kepada mereka.” (HR. Muslim)
Mereka adalah salah satu dari 7 golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari kiamat. Sebagaimana di dunia mereka menaungi rakyatnya dengan keadilan, maka di akhirat Allah pun menaunginya dengan keadilan dan rahmat-Nya.
Merekalah yg menegakkan kembali ajaran para rasul : dalam ilmu dan amal, dan mengajak manusia kepada Allah sesuai dengan petunjuk dan manhaj syariatnya. Inilah peringkat terbaik setelah peringkat para nabi dan rasul. Itulah peringkat Shiddiqiyah, Allah berfirman : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan rasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orag yang mati syahid dan orang-orang yg shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS An Nisaa ay 69).
Pada ayat di atas, peringkat shiddiqiyah disandingkan dengan peringkat nubuwwah. Shiddiqiyah adalah ulama rabbani yang memiliki ilmu mendalam, menjadi mediator antara rasul dengan umatnya, mereka adalah pengganti rasul, wali rasul, partai rasul, orang-orang pilihan rasul, penjaga rasul dan kelompok yang dijamin selalu berada dalam kebenaran. Penentang dan penolak ajakan mereka tidaka akan dapat memadharatkan mereka sedikitpun hingga dating keputusan Allah kepada mereka (Siapa lagi jika bukan para sahabatnya yg mulia?)
Peringkat Kelima : Para Pemimpin yang Adil
Karena mereka perjalanan manusia menjadi aman, dunia menjadi tentram, orang lemah mendapatkan pertolongan, orang dzalim akan terhina, orang takut merasa aman, hukum Allah ditegakkan, kerusakan dimusnahkan, mereka menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, sunnah ditegakkan dan bid’ah dihancurkan. Untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah tangan kanan Ar Rahman yang dipasang pada hari kiamat. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang adil berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya pada hari kiamat di sebelah kanan Ar Rahman, dan kedua tangan-Nya adalah kanan. Yaitu mereka yang adil dalam pemerintahannya, keluarganya dan jabatan yang diamanahkan kepada mereka.” (HR. Muslim)
Mereka adalah salah satu dari 7 golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari kiamat. Sebagaimana di dunia mereka menaungi rakyatnya dengan keadilan, maka di akhirat Allah pun menaunginya dengan keadilan dan rahmat-Nya.
Peringkat Keenam : Mujahidin yang Berjihad di Jalan
Allah
Mereka adalah para tentara Allah yang menegakkan agama-Nya, menghancurkan musuh-musuhNya dan menjaga kehormatan Islam. Mereka akan mendapat limpahan pahala dari setiap orang yang dilindunginya, dengan jihadnya maka orang-orang dapat beribadah dengan tenang.
Para mujahidin mendapatkan keutamaan yang tinggi disebabkan beratnya beban yang harus mereka pikul. Sungguh saat mereka berjihad, banyak diantara mereka yang meninggalkan kesenangan dunia mereka, harta mereka, istri dan anak-anak mereka. Medan jihad itu sendiri merupakan tempat yang sulit dan tidak mengenakkan, perjalanan yang sangat meletihkan, diterpa dengan cuaca panas menyengat, dingin yang menggigil, ditambah dengan musuh yang menakutkan, kelebatan pedang, desingan peluru, cabikan dan tusukan tombak dan banyak lagi suasana menegangkan, hingga medan ini hanya dihuni oleh mereka benar-benar memiliki azam dan iman yang tinggi.
Dalam Al Qur’an dan sunnah, banyak disebutkan tentang keutamaan dan keistimewaan mereka, terlebih mereka yang telah mencurahkan harta dan jiwa mereka hingga gugur saat melawan musuh-musuhnya. Allah menjanjikan bahwa mereka akan mendapatkan 100 derajat di surga, jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya seperti langit dan bumi, mereka akan dinikahkan dengan 72 bidadari, disematkan mahkota dari mutiara yaquth, diselamatkan dari fitnah kubur, pahalanya terus mengalir sampai kiamat, diampuni dosanya sejak tetesan darah pertama, dapat memberikan syafa’at kepada 70 kerabatnya dan masuk surga tanpa hisab.
Kedudukan orang yang berjihad lebih tinggi dari lainnya, bahkan lebih tinggi dari orang yang memberikan jamuan minuman kepada jemaah haji dan mengurus masjidil haram, mereka lebih tinggi secara mutlak dari para qa’idin (orang yang duduk dan tidak berangkat berjihad tanpa udzur).
Bagi para mujahidin, setiap gerakan dan perbuatan mereka akan bernilai pahala. Allah berfirman, “Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah bagi orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik dan mereka tidak menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (mal shaleh pula),karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. At Taubah : 120)
Mereka adalah para tentara Allah yang menegakkan agama-Nya, menghancurkan musuh-musuhNya dan menjaga kehormatan Islam. Mereka akan mendapat limpahan pahala dari setiap orang yang dilindunginya, dengan jihadnya maka orang-orang dapat beribadah dengan tenang.
Para mujahidin mendapatkan keutamaan yang tinggi disebabkan beratnya beban yang harus mereka pikul. Sungguh saat mereka berjihad, banyak diantara mereka yang meninggalkan kesenangan dunia mereka, harta mereka, istri dan anak-anak mereka. Medan jihad itu sendiri merupakan tempat yang sulit dan tidak mengenakkan, perjalanan yang sangat meletihkan, diterpa dengan cuaca panas menyengat, dingin yang menggigil, ditambah dengan musuh yang menakutkan, kelebatan pedang, desingan peluru, cabikan dan tusukan tombak dan banyak lagi suasana menegangkan, hingga medan ini hanya dihuni oleh mereka benar-benar memiliki azam dan iman yang tinggi.
Dalam Al Qur’an dan sunnah, banyak disebutkan tentang keutamaan dan keistimewaan mereka, terlebih mereka yang telah mencurahkan harta dan jiwa mereka hingga gugur saat melawan musuh-musuhnya. Allah menjanjikan bahwa mereka akan mendapatkan 100 derajat di surga, jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya seperti langit dan bumi, mereka akan dinikahkan dengan 72 bidadari, disematkan mahkota dari mutiara yaquth, diselamatkan dari fitnah kubur, pahalanya terus mengalir sampai kiamat, diampuni dosanya sejak tetesan darah pertama, dapat memberikan syafa’at kepada 70 kerabatnya dan masuk surga tanpa hisab.
Kedudukan orang yang berjihad lebih tinggi dari lainnya, bahkan lebih tinggi dari orang yang memberikan jamuan minuman kepada jemaah haji dan mengurus masjidil haram, mereka lebih tinggi secara mutlak dari para qa’idin (orang yang duduk dan tidak berangkat berjihad tanpa udzur).
Bagi para mujahidin, setiap gerakan dan perbuatan mereka akan bernilai pahala. Allah berfirman, “Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah bagi orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik dan mereka tidak menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (mal shaleh pula),karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. At Taubah : 120)
Peringkat Ketujuh : Ahlul Itsar
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mendahulukan kepentingan orang lain, bershadakah dan berlaku baik kepada manusia sesuai dengan kebutuhan dan kemaslahatan orang-orang yang dibantunya. Mereka adlah orang-orang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam berinfak, mereka melakukannya di waktu siang dan malam, pagi dan petang, di waktu susah maupun sempit, di saat sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Mereka tidak pernah mengungkit pemberian mereka, atau melakukan sesuatu yang dapat menghapuskannya.
Mereka adlah orang-orang yang bersabar di saat kaya, yaitu dengan tidak membelanjakannya pada kebanyakan perkara yang mubah, dan bersikap itsar di saat membvutuhkan, yaitu dengan lebih mengutamakan saudaranya dari dirinya sendiri.
Allah berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari, secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah: 274)
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mendahulukan kepentingan orang lain, bershadakah dan berlaku baik kepada manusia sesuai dengan kebutuhan dan kemaslahatan orang-orang yang dibantunya. Mereka adlah orang-orang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam berinfak, mereka melakukannya di waktu siang dan malam, pagi dan petang, di waktu susah maupun sempit, di saat sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Mereka tidak pernah mengungkit pemberian mereka, atau melakukan sesuatu yang dapat menghapuskannya.
Mereka adlah orang-orang yang bersabar di saat kaya, yaitu dengan tidak membelanjakannya pada kebanyakan perkara yang mubah, dan bersikap itsar di saat membvutuhkan, yaitu dengan lebih mengutamakan saudaranya dari dirinya sendiri.
Allah berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari, secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah: 274)
Peringkat kedelapan : Orang-orang yang Allah
swt bukakan pintu-pintu kebaikan yang banyak
Mereka adalah orang yang disamping mengerjakan shalat, puasa, haji, tilawah, I’tikaf,dzikir dll. Mereka juga sangat serius dalam meningkatkan buku catatan amal perbuatan mereka, seperti amal jariyah yang akan terus mengalir kepadanya walaupun ia telah kembali ke sisi Allah azza wa jalla.
Peringkat kesembilan : Ahlul Najat
Mereka adalah orang yang disamping mengerjakan shalat, puasa, haji, tilawah, I’tikaf,dzikir dll. Mereka juga sangat serius dalam meningkatkan buku catatan amal perbuatan mereka, seperti amal jariyah yang akan terus mengalir kepadanya walaupun ia telah kembali ke sisi Allah azza wa jalla.
Peringkat kesembilan : Ahlul Najat
Mereka adalah orang-orang yang hanya sebatas
mengerjakan perintah yang wajib dari Allah swt. Dan meninggalkan
larangan-larangan Allah swt.
Mereka menjadi selamat karena Allah akan menghapus kesalahan dan dosa-dosa kecil mereka disebabkan amalan fardhu yang dikerjakan, dan ia tidak mengerjakan dosa besar. Allah berfirman, “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga).” QS An Nisa: 31
Peringkat kesepuluh : Orang yang mendapatkan karunia taubat dari Allah swt sebelum kematiannya
Mereka adalah orang-orang yang telah menzalimi diri
dengan dosa-dosa besar namun mereka menutup kehidupannya dengan taubatan
nashuha. QS Maryam : 60
Peringkat kesebelas : Orang yang sekali waktu berbuat kebaikan, tapi di waktu yang lain berbuat kejahatan.
Peringkat kesebelas : Orang yang sekali waktu berbuat kebaikan, tapi di waktu yang lain berbuat kejahatan.
Mereka adalah orang-orang yang belum sempat
bertaubat dari dosa dan kemaksiatan yang diperbuatnya, akan tetapi setelah
ditimbang dosanya lebih ringan dari dari amal kebaikannya sehingga Allah swt
memasukkannya ke surga.
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangannya kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. QS Al A’raaf : 8-9
Peringkat kedua belas : Orang amal kebaikannya berimbang dengan keburukannya
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangannya kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. QS Al A’raaf : 8-9
Peringkat kedua belas : Orang amal kebaikannya berimbang dengan keburukannya
Mereka adalah orang yangterakhir masuk surga dari
kelompok yang tidak api neraka, selama penantianmereka berada di Al A’raaf
(antara surga dan neraka).
“Dan diantara keduanya (penghui syurga dan neraka) ada batas dan di atas a’raf itu ada orang-orang yang mengenal masing-maing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk syurga: “Salamun ‘alaikum”. Mereka belum lagi memasukinya. Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkat: “Ya Tuhan kamu, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu.” QS Al A’raaf : 46-47.
Peringkat ketiga belas : Kelompok yang penuh dengan kemaksiatan dan sangat ringan timbangan amal kebaikannya
“Dan diantara keduanya (penghui syurga dan neraka) ada batas dan di atas a’raf itu ada orang-orang yang mengenal masing-maing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk syurga: “Salamun ‘alaikum”. Mereka belum lagi memasukinya. Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkat: “Ya Tuhan kamu, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu.” QS Al A’raaf : 46-47.
Peringkat ketiga belas : Kelompok yang penuh dengan kemaksiatan dan sangat ringan timbangan amal kebaikannya
Mereka adalah orang yang akan masuk surga namun
harus merasakan adzab neraka disebabkan kemaksiatan mereka yang sangat banyak,
kemudian merekamendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad saw dan masuk ke dalam
surga.
Peringkat keempat belas : Kelompok manusia yang tidak memiliki keimanan, tidak juga ketaatan, tidakkemaksiatan dan tidak pula amal shalih
Peringkat keempat belas : Kelompok manusia yang tidak memiliki keimanan, tidak juga ketaatan, tidakkemaksiatan dan tidak pula amal shalih
Mereka adalah orang gila, yang tidak sampai dakwah
kepada mereka, orang tuli dan anak-anak orang musyrik yang meninggal waktu
kecil.
Terhadap kelompok ini, para ulama berbeda pendapat tentang nasib sewaktu kecil. Tentang bayi orang islam, mereka sepakat bahwa ia akan masuk surge. Sebagaimana firman Allah, “Dan orang2 yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terkait dengan apa yang dikerjakannya. (QS Ath Thur: 21). Sedang kedudukan bayi orang kafir, mereka berbeda pendapat hingga ada delapan pendapat. Namun, menurut pendapat yang paling shahih yang mewakili dan dapat mengakomodir seluruh dalil-dalil yang ada adalah pendapat terakhir yang menyatakan bahwa mereka nanti akan diuji lagi pada hari kiamat. Jika orang tersebut sukses dalam ujian, maka mereka akan masuk surge, dan jika gagal akan masuk neraka.
Di antara hadist yang digunakan hujjah oleh ibnu qayyim dalam masalah ini adalah sabda nabi yang berbuny: “Ada empat ornag yang mengajukan protes kepada Allah pada hari kiamat: orang tuli yang tidak bisa mendengar apapun, orang lanjut usia, orang bodoh dan orang meninggal di masa fatrah (masa vakum antara dua rasul). Orang tuli berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun aku tidak dapat mendengar sedikit pun tentangnya.” Orang bodoh berkata, Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun anak-anak kecil melempariku dengan kotoran binatang”. Orang lanjut usia berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun aku tidak dapat memikirkannya.” Sedang orang yang meninggal di masa fatrah berkata, “Wahai Rabbku, tidak ada utusan yang datang kepada kami. “Lalu Allah mengambil sumpah mereka untuk taat kepada-Nya. Setelah itu Allah mengutus malaikat kepada mereka dan menyuruh mereka masuk neraka. Demi dzat yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, jika mereka masuk ke dalam neraka tersebut, maka neraka tersebut menjadi sejuk dan menyelamatkan. (HR Ahmad dan Ibnu Hiban dengan sanad Shahih).
Hukum di atas juga berlaku bagi bayi orang kafir yang meninggal. Dengan demikian jelaslah kedudukan mereka nanti di akherat. Adapun orang gila yang sudah pernah berakal, maka hukum mereka adalah hukum sebelum mereka gila, jika termasuk seorang muslim, maka kedudukan sebagaimana tingkatan-tingkatan di atas.
Peringkat kelima belas sampai dengan kedelapan belas : Orang munafik zindik, pemimpin kafir, para pengikut kekafiran, golongan jin yang kafir
Terhadap kelompok ini, para ulama berbeda pendapat tentang nasib sewaktu kecil. Tentang bayi orang islam, mereka sepakat bahwa ia akan masuk surge. Sebagaimana firman Allah, “Dan orang2 yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terkait dengan apa yang dikerjakannya. (QS Ath Thur: 21). Sedang kedudukan bayi orang kafir, mereka berbeda pendapat hingga ada delapan pendapat. Namun, menurut pendapat yang paling shahih yang mewakili dan dapat mengakomodir seluruh dalil-dalil yang ada adalah pendapat terakhir yang menyatakan bahwa mereka nanti akan diuji lagi pada hari kiamat. Jika orang tersebut sukses dalam ujian, maka mereka akan masuk surge, dan jika gagal akan masuk neraka.
Di antara hadist yang digunakan hujjah oleh ibnu qayyim dalam masalah ini adalah sabda nabi yang berbuny: “Ada empat ornag yang mengajukan protes kepada Allah pada hari kiamat: orang tuli yang tidak bisa mendengar apapun, orang lanjut usia, orang bodoh dan orang meninggal di masa fatrah (masa vakum antara dua rasul). Orang tuli berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun aku tidak dapat mendengar sedikit pun tentangnya.” Orang bodoh berkata, Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun anak-anak kecil melempariku dengan kotoran binatang”. Orang lanjut usia berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun aku tidak dapat memikirkannya.” Sedang orang yang meninggal di masa fatrah berkata, “Wahai Rabbku, tidak ada utusan yang datang kepada kami. “Lalu Allah mengambil sumpah mereka untuk taat kepada-Nya. Setelah itu Allah mengutus malaikat kepada mereka dan menyuruh mereka masuk neraka. Demi dzat yang jiwaku yang berada di tangan-Nya, jika mereka masuk ke dalam neraka tersebut, maka neraka tersebut menjadi sejuk dan menyelamatkan. (HR Ahmad dan Ibnu Hiban dengan sanad Shahih).
Hukum di atas juga berlaku bagi bayi orang kafir yang meninggal. Dengan demikian jelaslah kedudukan mereka nanti di akherat. Adapun orang gila yang sudah pernah berakal, maka hukum mereka adalah hukum sebelum mereka gila, jika termasuk seorang muslim, maka kedudukan sebagaimana tingkatan-tingkatan di atas.
Peringkat kelima belas sampai dengan kedelapan belas : Orang munafik zindik, pemimpin kafir, para pengikut kekafiran, golongan jin yang kafir
Mereka adalah makhluk yang kekal didalam neraka
Allah swt, karena keingkaran mereka dan penolakan mereka terhadap agama Allah
swt. QS Al A’raaf :38, Al Baqarah : 166-167, Al Hadid : 13-14
sumber : http://heruibrahim007.blogspot.com/2013/01/18-tingkatan-manusia-di-akhirat-menurut.html
sumber : http://heruibrahim007.blogspot.com/2013/01/18-tingkatan-manusia-di-akhirat-menurut.html